Buah Melaka Manisnya Tradisi dalam Setiap Gigitan

By | 10 September 2025

Buah Melaka, atau yang juga dikenal dengan sebutan onde-onde gula Melaka, adalah salah satu jajanan tradisional yang sangat populer di kawasan Melayu, khususnya di Malaysia, Singapura, dan juga dikenal di sebagian wilayah Indonesia, terutama di daerah Riau dan Sumatera. Meski namanya menyebut “buah”, hidangan ini bukanlah buah dalam arti sebenarnya, melainkan kue tradisional yang berbentuk bulat kecil, berwarna hijau, berisi gula merah cair, dan dilapisi parutan kelapa di bagian luarnya.
Kue ini kerap disajikan sebagai sajian manis saat berbuka puasa, acara keluarga, maupun kenduri. Rasanya yang manis, lembut, dan lumer di mulut menjadikan buah Melaka sebagai makanan nostalgia yang disukai lintas generasi.

Asal Usul Nama Buah Melaka:
Nama “buah Melaka” berasal dari kawasan Melaka, Malaysia, yang diyakini sebagai tempat asal atau setidaknya tempat populer penyebaran kudapan ini. Kata “buah” dalam bahasa Melayu juga sering digunakan untuk merujuk pada bentuk makanan kecil atau camilan, tidak selalu berarti buah dalam arti botani.
Masyarakat Melayu sangat erat kaitannya dengan tradisi kuliner yang sederhana namun sarat makna. Buah Melaka menjadi contoh bagaimana perpaduan bahan lokal yang murah seperti tepung pulut (tepung ketan), gula Melaka (gula aren), daun pandan, dan kelapa parut bisa menghasilkan makanan yang luar biasa lezat.

Bahan dan Cara Pembuatan:
Buah Melaka dibuat dari adonan tepung ketan (tepung pulut) yang diberi air daun pandan atau daun suji untuk menghasilkan warna hijau alami sekaligus aroma harum. Adonan ini kemudian dibentuk bulat kecil dan diisi dengan potongan gula Melaka di dalamnya.
Proses selanjutnya adalah merebus bulatan adonan dalam air mendidih hingga mengapung tanda bahwa kue sudah matang. Setelah diangkat dan ditiriskan, buah Melaka dilapisi dengan kelapa parut kukus yang diberi sedikit garam agar rasanya seimbang.
Salah satu keunikan buah Melaka adalah sensasi meledak dari isian gula Melaka cair saat digigit. Itulah yang membuat jajanan ini begitu istimewa.

Simbol Kesederhanaan dan Kehangatan:
Meski sederhana, buah Melaka menyimpan nilai budaya dan emosional bagi banyak orang. Hidangan ini sering hadir di meja makan saat Ramadan, Hari Raya, atau ketika menyambut tamu istimewa. Proses membuatnya yang membutuhkan ketelatenan juga mempererat kebersamaan dalam keluarga, terutama saat anak-anak turut membantu membentuk adonan.
Bagi masyarakat urban yang rindu akan kampung halaman, mencicipi buah Melaka bisa menjadi cara sederhana untuk bernostalgia mengingat masa kecil, suasana desa, dan kebersamaan keluarga.

Penutup:
Buah Melaka bukan sekadar makanan, tapi juga warisan budaya. Kue mungil ini mengajarkan bahwa dari bahan-bahan lokal yang sederhana, kita bisa menciptakan rasa yang luar biasa. Teksturnya yang kenyal, isinya yang manis meleleh, dan parutan kelapa yang gurih menjadikan buah Melaka sebagai simbol kehangatan tradisi Melayu yang patut dijaga dan dilestarikan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *