Gangguan Perilaku Pada Anak Yang Tidak Boleh Diabaikan

By | 27 Juni 2025

Masa kanak-kanak adalah fase penting dalam tumbuh kembang seseorang. Pada masa ini, anak belajar mengenali emosi, mengembangkan perilaku sosial, dan membentuk kepribadian. Namun, tak semua perilaku anak merupakan bagian normal dari perkembangan. Ada kalanya muncul perilaku yang menyimpang dari norma usia dan menjadi tanda gangguan perilaku, yang bila diabaikan dapat berdampak jangka panjang pada kehidupan sosial, akademik, dan emosional anak. Yang perlu kita ketahui gangguan prilaku anak bisa juga menyebabkan ia bermasalah di sekolah dengan ataupun dengan teman-temannya.

1. Gangguan Perilaku Menentang 
– Menolak mengikuti perintah orang dewasa
– Sengaja mengganggu orang lain
– Menyalahkan orang lain atas kesalahan mereka
– Sering kehilangan kendali atau tantrum berlebihan
Perilaku ini lebih dari sekadar kenakalan biasa, terutama jika berlangsung lebih dari enam bulan dan mengganggu aktivitas sosial maupun sekolah.
2. Gangguan Perilaku Agresif 
– Anak dengan gangguan ini menunjukkan pola perilaku agresif yang serius, seperti:
– Melukai orang atau hewan
– Merusak properti
– Melakukan pencurian atau kebohongan berulang
– Melanggar aturan secara serius misalnya bolos sekolah, kabur dari rumah
Anak dengan gangguan ini berisiko tinggi terlibat dalam perilaku kriminal saat remaja jika tidak ditangani dengan tepat sejak dini.
4. Gangguan Kecemasan atau Depresi pada Anak
Meskipun terdengar seperti gangguan orang dewasa, kecemasan dan depresi juga bisa dialami anak-anak. Tanda-tandanya antara lain:
– Sering menangis atau murung
– Menarik diri dari lingkungan sosial
– Mengeluh sakit fisik tanpa sebab jelas seperti sakit perut atau kepala
– Menolak pergi ke sekolah
Perubahan suasana hati dan ketakutan berlebihan tidak boleh diabaikan karena dapat berkembang menjadi gangguan mental yang lebih berat di kemudian hari.
5. Perilaku Adiksi terhadap Gadget atau Internet
Anak yang terlalu sering menggunakan gadget, hingga mengabaikan makan, tidur, belajar, atau interaksi sosial, berpotensi mengalami gangguan perilaku digital. Ketergantungan ini bisa memengaruhi perkembangan otak, emosi, dan sosial anak jika tidak dikendalikan.

Kesimpulan
Perilaku anak memang bisa beragam, tapi orang tua dan pendidik harus jeli membedakan mana yang termasuk tahap perkembangan wajar, dan mana yang sudah mengarah pada gangguan perilaku. Jika perilaku menyimpang muncul secara terus-menerus, intens, dan berdampak negatif pada kehidupan anak, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog anak atau profesional kesehatan jiwa. Dengan penanganan dini dan tepat, anak-anak dengan gangguan perilaku tetap dapat berkembang secara optimal dan menjalani hidup yang sehat secara emosional dan sosial.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *