Masjid Raya Tua Tunu juga dikenal sebagai Masjid Raya Tuatunu merupakan ikon keagamaan dan arsitektur yang mendominasi panorama kota Pangkalpinang, Bangka Belitung. Diangun berdiri anggun di tengah kawasan perkampungan Melayu Tua Tunu, masjid ini menawarkan lebih dari sekedar tempat beribadah. Ia mencerminkan simbiosis budaya, teknologi, dan spiritualitas masyarakat sekitar.
1. Lokasi Strategis dan Simbol Komunitas
Berada di Kelurahan Tua Tunu Indah, Kecamatan Gerunggang, masjid ini tumbuh di tengah kehidupan warga lokal yang masih memegang teguh budaya dan tradisi Melayu Islam. Dengan luas lahan sekitar 10.000 m² yang berasal dari tanah wakaf masyarakat, masjid menjadi pusat sosial dan religius komunitas Tua Tunu .
2. Arsitektur yang Menawan dan Bermakna
Mempesona karena mampu menggabungkan gaya modern dan tradisi lokal, Masjid Raya Tua Tunu didominasi oleh kubah hijau besar bertingkat berbentuk ‘tudung saji’simbol kekayaan lokal dari biji karet, yang melambangkan rezeki bersih dan tersaji. Dikelilingi empat kubah kecil dan satu menara setinggi 47–50 meter, masjid ini siap jadi landmark kota yang menawan.
3. Interior dan Fasilitas Modern
Dibangun dua lantai, selasar, dan area salat utama berukuran sekitar 30 × 35 m, masjid ini sanggup menampung lebih dari 2.000 jemaah. Interiornya dihiasi panel kaca patri dan kaligrafi Arab di mihrab dan mimbar, serta lampu gantung kristal memberi nuansa dramatis dan sakral. Selain itu, Masjid Raya Tua Tunu diakui sebagai “masjid digital” pertama di Bangka Belitung. Fasilitas canggih seperti hotspot WiFi, bedug dan jadwal salat digital, serta sound system dengan tenaga hingga 3.500 W menjadikannya masjid yang siap memasuki era teknologi.
4. Filosofi Budaya Lokal dalam Desain
Konsep arsitektur masjid ini tidak sekadar estetika. Dirancang oleh Ir. Hongky Listiyadhi, struktur masjid menjiwai filosofi lokal: bentuk kubah meniru tudung saji, atap menara menyiratkan rasa hormat terhadap keanekaragaman budaya Tua Tunu. Menara juga terdiri atas tiga dek pandang yang memungkinkan pengunjung melihat panorama kota dari ketinggian. Tangga melingkar menambah nilai estetika sekaligus tantangan bagi yang ingin naik ke puncak.
5. Sejarah Peresmian dan Kunjungan Tamu Penting
Masjid ini diresmikan pada 20 Maret 2008 (12 Rabiul Awal 1429 H) oleh Menteri PAN-RB Taufiq Effendi. Acara peresmian dihadiri komunitas “Cyber Mosque Generation Club,” simbol awal integrasi teknologi dalam rumah ibadah. Kemudian, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun pernah melakukan salat berjamaah di sini, menandai pengakuan nasional terhadap nilai masjid ini.
6. Peran Sosial dan Religius yang Luas
Selain destinasi wisata religi, masjid ini menjadi pusat kegiatan komunitas, pengajian, peringatan maulud, hingga momen Idul Fitri dan Idul Adha. Karena lokasinya juga dekat kampus seperti UBB dan STAIN, masjid ini berkembang sebagai pusat studi Islam dan kegiatan edukatif.
Kesimpulan
Masjid Raya Tua Tunu lebih dari sekadar bangunan megah; ia adalah simbol harmonisasi antara teknologi, arsitektur, dan nilai-nilai budaya lokal. Dengan perpaduan kubah tradisional, fasilitas digital, dan komunitas yang kuat, masjid ini menjadi pusat spiritual sekaligus destinasi edukatif. Keindahannya yang khas serta peran strategisnya menjadikannya landmark yang meningkatkan kebanggaan dan identitas kota Pangkalpinang.